Kisah Unik Sate lilit


Hai readers! Bagi kalian penggemar kuliner khas Bali, pasti sudah tidak asing lagi dong dengan yang namanya Sate Lilit? Makanan ini tidak kalah populernya dengan Ayam Betutu serta mudah sekali ditemui pada beberapa tempat wisata di Bali. Istilah ‘lilit’ berasal dari kata ‘kilit’ atau ikat yang melambangkan persatuan masyarakat Bali yang tidak dapat dipecah belah dengan apapun.

Sekilas sate lilit terlihat serupa dengan sate pada umumnya kan readers? Tapi ternyata sate ini lebih unik loh! Sate tidak selalu berarti potongan daging yang ditusuk sebelum dibakar. Sate lilit berasal dari gumpalan daging cincang yang dicampur dengan bumbu khas Bali serta kelapa muda parut, kemudian dililitkan pada batang serai. Sate ini disantap tanpa tambahan bumbu kacang, karena daging satenya sudah kaya akan bumbu. Daging yang umum dipergunakan adalah ikan tuna, ayam dan babi. Daging sate ini tidak menggunakan daging sapi karena sapi dianggap setara dengan dewa dan tidak boleh dibunuh.

Kebanyakan dari makanan khas Bali memiliki filosofi tersendiri. Begitu pula dengan sate lilit. Sate lilit dianggap sebagai senjata dari para dewa Brahmana. Sate lilit biasanya dihidangkan saat upacara keagamaan. Sate lilit umumnya disantap bersama nasi campur, ketupat, atau plecing kangkung

Comments

Popular posts from this blog

Table Manner (European Style)

Table manner (Chinese Style)

Peraturan Pemerintah Tentang Label Pangan