Kisah Unik Ketupat


Ketupat pasti sudah tidak asing lagi dong ya bagi kalian. Makanan ini pasti tersedia saat lebaran, bahkan di masa sekarang ketupat pun sering digunakan sebagai pengganti lontong ataupun nasi. Ketupat sering juga disebut kupat yang merupakan hidangan khas Asia Tenggara Maritim dengan bahan dasar beras yang dibungkus dengan anyaman daun kelapa (janur) yang masih muda dan direbus sekitar 4-5 jam.

Biasanya ketupat dihidangkan dengan sajian opor ayam dan disantap bersama sanak keluarga. Secara fisik, anyaman ketupat menyatakan jalan hidup manusia yang berliku-liku dan penuh permasalahan. Daun kelapa muda yang mudah dibentuk dan masih lentur menyatakan manusia dapat dibentuk, dididik, dan diarahkan agar hidup selalu indah.

Nah buat kamu yang merayakan lebaran pasti sudah akrab dengan cara pembuatan dan tradisi-tradisinya. Tapi bagaimana ya asal usul tradisi itu? Langsung saja yuk kita kupas tuntas asal – usul sekaligus tradisinya.

Abad ke-15 adalah kali pertama ketupat diperkenalkan di Jawa oleh Sunan Bonang. Setelah itu, tradisinya juga diperkenalkan, oleh Kanjeng Sunan Kalijaga seiring masuknya agama Islam ke tanah Jawa.

Sunan Kalijaga memperkenalkan budaya dua kali Bakda, yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat. Pada masa itu, Bakda Kupat diadakan pada tanggal 8 Syawal, satu pekan setelah Hari Raya Idul Fitri.

Ketupat memiliki makna tersendiri. Dalam bahasa Jawa, Ketupat adalah kependekan dari ‘Ngaku Lepat’ atau ‘Laku Papat’. Ngaku lepat berarti mengakui kesalahan. Ngaku lepat dilakukan dengan tradisi Sungkeman, yaitu bersimpuh di hadapan orang tua untuk memohon ampun. Tradisi ini memiliki makna kerendahan hati, memohon keikhlasan ampunan, dan menghormati orang tua. Sedangkan, laku papat berarti melakukan empat tindakan, yaitu Lebaran, Luberan, Leburan, dan Laburan. Lebaran berarti usai, yang menyatakan berakhirnya waktu puasa. Lebaran berasal dari kata lebar yang bermakna pintu ampunan terbuka lebar. Luberan berarti meluber atau melimpah. Hal ini berarti kita perlu bersedekah kepada kaum miskin sebagai wujud kepedulian antar sesama. Leburan berarti habis dan melebur, yang menyatakan dosa dan kesalahan telah habis karena umat Islam telah saling memaafkan di momen lebaran. Laburan berasal dari kata labur atau kapur. Kapur merupakan zat penjernih air dan pemutih dinding. Hal ini menyatakan manusia harus selali menjaga kesucian lahir dan batin satu sama lain.

Comments

Popular posts from this blog

Table Manner (European Style)

Table manner (Chinese Style)

Peraturan Pemerintah Tentang Label Pangan