Five Different Culture of Tea
Budaya meminum teh didefinisikan sebagai
cara teh dibuat atau dikonsumsi, cara manusia berinteraksi dengan teh, dan
estetika di sekitar teh. Hal ini menyakut aspek produksi, tea brewing,
sejarah, lingkungan, kesehatan, etika, edukasi, komunikasi, seni dan seremoni
dari teh. Budaya meminum teh diseluruh dunia berbeda. budaya yang cukup
menarik diantaranya, adalah:
1. Jepang
Seremoni teh di Jepang disebut dengan
Chanoyu, Sado atau Ocha. Seremoni ini merupakan ritual disertai dengan gerakan-gerakan
tertentu dalam mempersiapkan dan menyajikan teh hijau jepang yang disebut
Matcha dengan beberapa hidangan yang manis untuk menyeimbangkan rasa pahit dari
teh. Seremoni mempersiapkan teh berarti menuangkan teh yang disertai perhatian
seluruh orang. Keseluruhan prosesnya tidak hanya tentang meminum teh, tetapi
juga mengenai estetika, yaitu mempersiapkan secangkir teh dari hati yang
terdalam. Letak teko teh tepat terletak di dekat tamu utama yang disebut
Shokyaku.
2. Morocco
Kultur teh di Morocco disebut Touareg tea
atau Moroccan mint tea. Moroccan mint tea disajikan kepada
tamu 3 kali dan setiap gelas memiliki makna tersendiri, yaitu kehidupan, cinta
dan kematian. Seluruh teh yang disajikan harus diminum, biasanya selama atau
setelah makan karena mint dapat melancarkan pencernaan. Moroccan mint
tea terbuat dari teh hijau china yang dicampur dengan dun mint segar
atau kering dan sepotong gumpalan gula di dalam teko yang terbuat dari perak
atau stainless steel.
3. China
Pada awalnya, di
China, teh dijadikan bahan uatama untuk obat-obatan. Teh juga diminum
ketika bermeditasi untuk mendapatkan hasil meditasi yang lebih baik dan menjadi
populer di kalangan buddhist priests. Pada masa lampau di China,
teh sering dikonsumsi hanya untuk kalangan kerajaan dan biarawan. Namun,
seiring berjalannya waktu, teh menjadi lebih mudah ditemui dan dikonsumsi oleh
semua orang.
Sejak awal
dinasti Ming, bermunculan berbagai rumah teh dan dikunjungi oleh semua orang
dari berbagai umur sambil bercengkrama satu sama lain. Teh yang paling banyak
dikonsumsi adalah teh hijau, yang kedua adalah teh oolong, yang ketiga adalah
Pu-erh. Teh putih dan teh hitam jarang dikonsumsi.
Seremoni teh di
China disebut Gong-Fu yang mirip dengan seremoni teh di Jepang. Orang yang
menyediakan teh untuk sekelompok orang disebut Tea Master. Perendaman daun teh
pada air panas kurang lebih adalah 30 detik. Pada beberapa tradisi, Tea Master
akan menarik napas panjang 4 kali yang dipercaya setara dengan 30 detik
perendaman daun teh pada air panas.
Seni dalam
membuat teh di China dinamakan Cha Dao yang kemudian menjadi budaya penting di
Jepang. Museum satu-satunya di China adalah di Hangzhou yang menyediakan
deskripsi lengkap mengenai sejarah perkembangan budaya teh di China.
4. Perancis
Di
Perancis, Afternoon tea drinking adalah budaya untuk orang-orang sehat dan elit. Teh
yang paling populer adalah teh hitam, sedangkan teh hijau dan teh asia menjadi
hal biasa. Afternoon tea diminum bersama dengan gula, susu atau lemon sambil memakan
pastry. Keunikannya adalah pastry yang dimakan merupakan jenis pastry yang
tidak manis
5.
Rusia
Rusia
juga memiliki budaya meminum teh yang unik. Metodenya dengan menyajikan teh
pada gelas mahal yang terbuat dari perak, logam campuran, atau dilapisi emas.
Di Rusia, teh di brewed terpisah kemudian dicampurkan kedalam
air yang telah didihkan. Aroma teh ini sangat kuat. Kekutan aroma teh dipercaya
sebagai indikasi tuan rumah menerima tamu dengan baik. Teh yang diminum adalah
teh hitam dan tidak berasa dari teh celup, biasanya dihidangkan setelah makanan
utama dilengkapi dengan pastry dan selai.
Referensi
Anon., 2007. The Japanese Tea
Ceremony. The Way of Tea.
http://japanese-tea-ceremony.net/theory_theories.html
Anon., 2014. ITO EN. All Things
Tea. http://www.itoen.com/cultural-tea-traditions
Anon., t.thn. A world of teas. Tea
Culture in Europe.
http://blog.espemporium.com/post/Tea-Culture-in-Europe.aspx
Garcia, M. D., 2014. World Tea News. 10
tea traditions Around the World, 12 May.
Comments
Post a Comment